Sukri Umar |
Oleh: Sukri Umar (Wartawan Utama di Kota Padang)
Padang Pariaman (09/12/2018). Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Sumatera Barat telah berakhir sekitar sepuluh hari yang lalu. Padangpariaman telah menyelesaikan tugas sebagai tuan rumah, dan mengantarkan estafet penyelenggaraan berikutnya, Pasaman Barat. Sukses ganda menjadi harapan setiap tuan rumah: sukses prestasi dan suses penyelenggaraan.
Dimulai 19 November, berakhir tanggal 28 pada bulan yang sama. Sepuluh hari yang lalu masih terlintas dalam ingatan masyarakat di berbagai penjuru kecamatan dan nagari, betapa daerah mereka semarak dengan perhelatan olahraga. Sebab perhelatan ini memang sengaja dilakukan pada veneu atau arena yang menyebar. Porprov bukan hanya untuk kecamatan yang dekat pusat pusat keramaian atau dekat dengan ibukota kabupaten saja, tetapi merata ke berbagai tempat.
Persiapan menjadi modal dasar bagaimana keberhasilan dalam pelaksanaan. Dalam catatan saya, banyak terobosan yang dilakukan panitia penyelenggara dalam mensukseskan even ini. Walaupun dalam realita pelaksanaan, tak semuanya berhasil maksimal. Ada prestasi, namun ada kekurangan yang patut diperbaiki dan menjadi catatan bagi penyelenggara berikutnya.
Saya memang bukan wartawan yang meliput khusus even Porprov, atau wartawan yang berlatarbelakang komunitas wartawan olahraga, meskipun dalam keseharian hingga saat ini masih menggeluti dunia olahraga, walau tak mengejar prestasi paling tidak paham dan mengerti dengan dunia olahraga prestasi. Plus minus pelaksanaan Porprov harus dijadikan bahan masukan untuk kesempurnaan even berikutnya.
Terkait dengan pelaksanaan Porprov XV saya juga tak terlibat dalam kepanitiaan, tentu hal yang lumrah karena bukan pengurus Pengcab atau pegawai di pemerintahan daerah sebagai ASN. Namun jauh sebelum perhelatan yang berfungsi ganda membina prestasi dan sukses kegiatan ini, komunikasi intens selalu dilakukan dengan panitia setempat, memberian masukan dalam persiapan, terutama pembenahan sarana fisik.
Dari segi sarana olahraga sebenarnya Pemkab Padangpariaman sudah menyiapkan pembangunan mean stadion di Lubuk Alung, tepatnya berada di dua nagari Sikabu dan Lubuk Alung. Pembangunan fisiknya sudah berlengsung jauh sebelum Porprov, namun karena anggaran yang cukup besar dan prosedur pemgambilan kebijakan anggaran di APBD yang begitu ketat, stadion yang sebagian besar didanai provinsi itu masih dikerjakan hingga saat ini.
Rencana besar memusatkan kegiatan Porprov di Lubuk Alung bagian timur itu tidak kesampaian karena pembangunan yang belum tuntas. Namun sebagai kepala daerah yang berlatarbelakang pendidik di dunia olahraga, Ali Mukhni tidak angkat bendera putih. Sebagai ketua alumni UNP sebenarnya dia bisa saja minta bantuan pada rektor untuk mendukung Porprov dalam hal sarana prasarana. Sebab UNP memiliki fasilitas untuk itu.
Tanggung jawab sebagai tuan rumah sepertinya bukan sekadar bisa clear dalam pelaksanaan, menghindari berbagai kendala. Tanggung jawab penuh itu juga bersamaan dengan memberikan ruang selus luasnya bagi publik dalam hal ini mastarakat Padangpariaman menikmati perhelatan ini. Meski jarak sarana prasarana UNP dengan Padangpariaman tidak terlalu jauh, tetapi “ambiak angok kalua badan” tidak dilakukannya.
Tentu saja persiapan yang sudah dilakukan jauh jauh hari harus dimatangkan dengan penyediaan sarana prasarana memadai, sesuai standar perhelatan Porprov. Veneu yang menyebar sebetulnya memberikan beban besar bagi panitia, karena berkaitan dengan akomodasi, transportasi dan mobilisasi official official yang terlibat dalam pertandingan.
Siang malam, hujan panas persiapan itu terus diburu oleh panitia lokal. Keasadaran terbatasnya sarana dijawab dengan penyelenggaraan yang istimewa, berbeda dari yang lain. Itulah keinginan bupati sekaligus yang mencanangkan sukses penyelenggara dan sukses prestasi. Untuk prestasi tak usah diragukan lagi, tuan rumah berhasil menempati posisi dua setelah Kota Padang.
Tanggung jawab sebagai tuan rumah, serta upaya maksimal pelaksanaan paling tidak menjadi buah tangan bupati dua periode itu. Sebagai kepala daerah yang daerah pimpinannya merupakan gerbang Sumatera Barat, bukan tidak mungkin dengan potensi sunber daya alam, veneu veneu cabang olahraga serta akses yang mudah terjangkau, Padangpariaman akan menjadi daerah yang bisa menjadi tuan rumah even berskala internasional. Dayung dan aero sport yang lokasinya ada di Kecamatan Batang Anai disebut sebut menjadi potensi luar biasa yang bisa dikembangkan.
Akan halnya pelaksanaa, panitia sudah melakukan Launching logo dan maskot lebih cepat dibandingkan Porprov sebelumnya. Launching dilaksanakan bulan Januari 2018, sepuluh bulan sebelum perhelatan. Lokasi pembukaan dan penutupan yang diadakan di GOR Sungai Sariak, meski kecil namun disiapkan dengan sangat menarik menjadi bukti keseriusan dan kebahagiaan pelaksanaan Porprov.
Panitia juga menggunakan theme song Porprov yg dibuatkan video klipnya secara serius sehingga bisa ditonton dan diperdengarkan di masing masing veneu, yang lokasinya menyebar di kecamatan kecamatan mendapatkan dengan tujuan bahwa pelaksanaan Porprov juga dirasakan oleh seluruh masyarakat Padang Pariaman. Konsep ini juga dilakukan daerah pelaksana sebelumnya antara lain Dharmasraya, 50 Kota, Padang, dengan veneu yang menyebar.
Satu hal yang dibanggakan panitia, bahwa siapa saja dapat mengakses perolehan medali dan informasi penting pertandingan lewat aplikasi, ajang memanfaatkan kemajuan teknologi.
Sama halnya dengan perhelatan Porprov sebelumnya, panitia manfaatkan lokasi penginapan di gedung sekolah. Namun tidak menyediakan kasur dan bantal. Masing masing kontingen membawa sendiri kasur bantal bahkan truk air PDAM.
Tak ada gading yang tak retak. Sepanjang persiapan dan fasilitas yang disediakan panitia, tetap ada celah kelemahan dan kekurangan. Ada veneu yg seharusnya di indoor tetapi di outdoor. Keluhan fasilitas akomodasi, sarana transportasi ke lokasi dan ketepatan pengadaan konsumsi bahagiah pernak pernik yang banyak diperbincangkan hingga ke daerah masing masing atlet. Meski demikian hal yang paling pantas dilakukan adalah mengapresiasi apa yang menjadi prestasi, dan mengevaluasi apa yang harus diperbaiki. Sportifitas merupakan rohnya dunia olah raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar