Pariaman - Walikota Pariaman Genius Umar menyampaikan ucapan duka kepada korban tenggelamnya kapal yang memuat 24 penumpang menuju Pulau Angso Duo, Sabtu (26/10).
“Atas nama pribadi dan pemerintah kota Pariaman, saya menyampaikan rasa duka yang amat dalam”, kata Genius.
Begitu menerima kabar tenggelamnya kapal menuju objek wisata tersebut, Genius langsung memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Kesehatan Kota, Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala BPBD Kota Pariaman untuk terus melakukan pantauan lokasi dan konsentrasi dan cermati keadaan korban selamat yang dirawat di RSUD Kota Pariaman.
“Saya sudah tugaskan beberapa personil dari Dinas kesehatan, BPBD dan satpol PP untuk berada dan piket 24 jam di RSUD sampai semua korban yang dirawat dinyatakan pulih”, ujar Genius yang sangat terpukul atas peristiwa ini.
Genius mengingatkan kepada wisatawan bahwa jalur resmi dari Pemerintah Kota untuk menuju Pulau Angso Duo adalah di dermaga Muaro, bukan dari tempat lain.
Kepada petugas yang bersangkutan dengan layanan transportasi laut, Genius sangat menekankan dan memperhatikan keselamatan penumpang angkutan laut menuju beberapa objek wisata pulau di wilayah Kota Pariaman.
Genius mengungkapkan, akan segera membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) atas musibah ini.
“Minggu 27 Oktober pagi besok kita langsung rapat khusus bersama dinas terkait. Kita tidak ingin peristiwa ini tidak terulang kembali. Wisatawan harus merasa aman dan nyaman berada di kota Pariaman," ujar Genius.
Peristiwa tenggelamnya kapal wisata ke pulau Angso Duo m Sabtu lalu menyebabkan satu orang meninggal dunia yakni Masyirida, 39, Guru SMPN 1 Palupuh, Kabupaten Agam.
Salah seorang penumpang mengatakan, di kapal yang dinakhodai Jabal (32) tersebut terdapat 24 penumpang. Penumpang tersebut antara lain; enam orang berasal dari Kecamatan IV Koto Aur Malintang Padangpariaman, 12 orang Guru SMPN 1 Palupuh, Kabupaten Agam, empat orang mahasiswa dari Padang dan dua orang dari Bawan, Kabupaten Agam.
Beberapa sumber menyebutkan, kapal berangkat dari anjungan dekat kantor BPBD sekitar pukul 16.00 WIB. Sejak berangkat, gelombang sudah mulai besar sehingga air masuk ke dalam kapal.
ABK berusaha menimba air untuk dikeluarkan. Kapal terus melaju, sementara air masuk ke kapal tak terhindarkan. Melihat kondisi kapal dalam keadaan mencemaskan, ABK minta pertolongan ke kapal lainnya. Pertolongan dari kapal lain segera datang.
Sumber lain menyebutkan, beberapa penumpang saling berebutan saat dievakuai ke kapal lain yang datang membantu. Untuk korban yang meninggal dunia sudah dibawa oleh pihak keluarga ke Rumah Duka di Bukitinggi. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar